Saturday 19 March 2011

3 Hal Utama Anda Kehilangan Motivasi

Alkisah, ada seorang raja mengirimkan ketiga puteranya untuk membasmi seekor naga yang seringkali mengganggu penduduk. Maka, ketiga puteranya yakni si BIMBANG, si BOSAN dan si BINGUNG dikirim untuk membasmi naga tersebut. 

Puteranya yang pertama yakni si BIMBANG betul-betul tidak yakin apakah ia bisa membunuh naga tersebut. Maka, di pertengahan jalan, si BIMBANG akhirnya memutuskan untuk tidak lagi melanjutkan perjalanannya. Sementara itu, si BOSAN masih melanjutkan perjalanan, tetapi setelah sekian lama menunggu dan tidak berhasil bertemu dengan naganya, akhirnya si BOSAN mulai bosan dengan tujuannya. Ia mulai tidak mau berlama-lama menunggu naga tersebut, dan akhirnya ia memutuskan untuk pulang kembali ke kerajaan. 


Tinggallah sekarang, si BINGUNG yang pada awalnya masih bertahan. Tetapi, setelah sekian lama menunggu dan tinggal di rumah penduduk, akhirnya si BINGUNG jatuh cinta dengan putri yang tercantik di desa tersebut dan lupa dengan tujuannya untuk membunuh naga. Akhirnya, tinggallah kerajaan tersebut yang porak poranda akibat si naga yang tak kunjung bisa dibasmi.

Pembaca, tentu saja Anda tahu bahwa kisah di atas adalah fiktif belaka. Tentu saja tidak ada raja yang terlalu bodoh untuk menamai putera-puteranya dengan nama seperti itu. Dan tentu saja tidak ada yang namanya naga yang mengganggu penduduk yang perlu dibasmi. Tetapi, kisah di atas nasih tetap relevan dan berlaku bagi kehidupan personal khususnya soal pengembangan diri kita.

Mari kita bahas! Kalau saja membunuh naga itu saya ibaratkan seperti sebuah gol besar yang ingin kita raih dalam kehidupan kita, maka apakah makna ketiga nama putera raja yang gagal membasmi naga? Mereka-merekalah faktor-faktor utama yang seringkali membuat kita gagal mencapai motivasi kita. Mereka pula yang membuat kita seringkali kehilangan motivasi.

TIGA PENYEBAB UTAMA

Mari kita bahas satu demi satu penyebab kita kehilangan motivasi tersebut. Pertama, si BIMBANG. Si BIMBANG ini melambangkan ciri-ciri lack of confidence (ketidakyakinan). Pernahkah Anda terjebak dalam membuat suatu gol yang Anda sendiri tidak terlalu yakin apakah Anda bisa mencapainya? Apakah yang terjadi? Biasanya, gerakan kita menjadi lambat ataupun kita jadi tidak terlalu berambisi untuk mencapainya. Masalahnya, di dalam pikiran kita sendiri sudah terbersit, ‘jangan-jangan ini hanya akan menghabiskan waktu saja’, ‘percuma deh, tidak mungkin akan bisa terealisasikan’ ataupun ‘kayaknya nggak bakalan bisa tercapai deh!’.

Perhatikanlah kasus ketika seorang MR (medical representative) yang selama setengah tahun yang sudah jalan tetapi terus-menerus gagal mencapai targetnya, memberikan komentar, “Sejak awal tahun, ketika dibuat targetnya, saya sudah tidak terlalu yakin apakah targetnya bisa tercapai atau tidak. Nyatanya sudah setengah tahun jalan, targetnya betul-betul tak tercapai. Jadi betul kan apa yang saya katakan?”. Memang, meghadapi kasus si Bimbang ini, kadang kita sulit untuk mengatakan, apakah karena tidak yakin maka perilakunya menjadi kurang bersemangat ataukah karena kurang bersemangatlah maka prestasinya menjadi kurang?

Yang jelas, untuk menghadapi si Bimbang ini, mereka-mereka ini perlu ditantang dan ditunjukkan dengan orang-orang yang ternyata mampu dan bisa mencapai targetnya meskipun kondisinya mirip seperti mereka. Terkadang, mereka pun perlu didampingi serta belajar dari mereka-mereka yang ternayata bisa mencapai target meskipun kondisinya sama sulitnya. 

Dengan demikian, perlahan-lahan si Bimbang ini akan dipulihkan dan ditumbuhkan lagi rasa percaya dirinya. Tentu saja, perlu banyak penguatan (affirmation) yang perlu diberikan kepada si Bimbang baik oleh dirinya sendiri maupn oleh orang lain yang bisa membantunya agar semakin percaya diri.

Selain si Bimbang, penyebab keduanya adalah si BOSAN. Si Bosan ini pada dasarnya sebenarnya menyimbolkan orang yang tak punya fokus jelas (lack of focus). Orang ini awalnya mungkin memulai sesuatu usaha, namun di tengah jalan karena tidak adanya fokus yang jelas serta alasan yang kuat mengapa ia melakukan hal tersebut, akhirnya pekerjaannya terbengkalai dan berhenti di tengah jalan. Misalkan saja, saya pernah mempunyai seorang rekan yang sangat sosial sifatnya. Suatu hari, rekan saya ini dengan bersemangat menyatakan keinginannya untuk mengumpulkan buku yang bisa dibuat menjadi perpustakaan di kampung-kampung. Akhirnya, mulailah ia mengirim email, mengirim SMS dan menelpon teman-temannya untuk membantunya. Ada banyak sekali yang menyatakan support kepada idenya. Tetapi, pada saat mau dilaksanakan, rekan-rekannya banyak yang ingkar janji. Banyak yang menjanjikan akan mengirimkan buku bekas, ternyata tidak sempat dikirim sehingga harus diambil. Buku yang terkumpulpun jauh dari target hingga waktu yang ditetapkan. Lama kelamaan, si rekan saya inipun menjadi malas dan beberapa buku yang telah terkumpul, tidak pernah bisa ia salurkan.

Memang, biasanya si Bosan akan memulai idenya dengan semangat yang berapi-api. Namun justru inilah yang berbahaya. Pertanyaannya adalah sampai berapa lamakah api semangat ini masih akan terus membara? Hal terbaik bagi si Bosan ini adalah menuliskan secara rinci semua ide dan semangatnya sehingga saat ia mulai frustrasi, ia masih bisa membaca dan mengingatkan dirinya kembali. Selain itu, penting bagi si Bosan ini untuk mengikatkan idenya dengan orang lain sehingga saat dirinya bosan, ada orang lain yang bisa menariknya ataupun mengingatkannya.

Akhirnya, penyebab terakhirnya kita sebut si BINGUNG. Penyakit yang terakhir ini menjangkiti orang yang tidak tahu mengenai apa yang harus dikerjakan (lack of direction). Pertanyaannya adalah: bagaimana kita bisa termotivasi untuk melakukan sesuatu kalau kita sendiri tidak tahu bagaimana harus melakukannya. Bicara soal ini, seringkali dikatakan bahwa penyebab inilah yang melatarbelakangi kegagalan Amerika di perang Vietnam.

Diceritakan, saat tiba di medan perang, banyak tentara Amerika yang masih belum paham dan tidak tahu mengapa mereka terlibat dalam perang, bagaimana dan dimanakah lokasi musuh mereka? Apakah yang mereka hendak capai? Kebingungan inilah yang akhirnya membuat Amerika harus membayar ongkos yang sangat mahal dengan kekalahan di medan perang Vietnam. Hal ini sangat bertolak belakang dengan tentara Vietkong yang sangat paham, apa yang harus mereka capai dan apa yang mesti mereka perangi. Begitupun yang terjadi dalam kehidupan kita. Seringkali, kita melihat seseorang yang punya arah yang jelas akhirnya mengalahnya mereka yang tidak punya arah, oleh karena mereka yang terarah hidupnya, biasanya juga lebih termotivasi. Meskipun yang punya arah ini, belum tentu lebih hebat atau lebih pintar. Tetapi, tujuan mereka sangat jelas!

Karena itulah, tulisan kali ini ingin mengingatkan kita bahwa ketika kita kehilangan motivasi dalam melakukan sesuatu, selidiki lagi tiga hal ini dalam diri kita yakni: BOSAN, BIMBANG serta BINGUNG. 

Atasilah faktor-faktor ini dengan menggali semua penyebabnya serta carilah solusinya. Percayalah, ketika masalahnya dapat teratasi, maka motivasi Anda pun akan muncul kembali!








Penulis : Anthony Dio Marti
UA-22624428-1